Rabu, 07 Maret 2012

adjektiva

Kata sifat dapat dikelompokkan menjadi


a. semantis
  1. Adjektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas.
    1. Adjektiva pemeri sifat yang memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Contoh: aman, bersih.
    2. Adjektiva ukuran yang mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran kuantitatif. Contoh: berat, ringan.
    3. Adjektiva warna yang mengacu ke berbagai warna. Contoh: merah, kuning.
    4. Adjektiva waktu yang mengacu ke masa proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Contoh: lama, segera.
    5. Adjektiva jarak yang mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Contoh: jauh, dekat.
    6. Adjektiva sikap batin yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Contoh: bangga, bahagia.
    7. Adjektiva serapan yang bertalian dengan pancaindera. Contoh: gemerlap, bising, anyir, basah, asam.
  2. Adjektiva tak bertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh: abadi, bundar.

b. sintaksis

  1. Adjektiva atributif adalah pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap. Tempatnya adalah di sebelah kanan atau setelah nomina. Contoh: buku merah, harga mahal.
  2. Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa. Contoh: Gedung itu sangat megah. Untuk kejelasan batas antara subjek dan predikat, kadang diselipkan kata adalah.
  3. Adjektiva adverbial adalah pewatas verba (atau adjektiva lain) yang menjadi predikat. Polanya:
    1. .(dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya). Contoh: (bekerja) dengan baik.
    2. Perulangan adjektiva. Contoh: (bekerja) baik-baik.

 c. bentuk

  1. Adjektiva dasar (monomorfemis) merupakan sebagian besar dari adjektiva, meskipun ada yang berbentuk pengulangan semu. Contoh: besar, pura-pura.
  2. Adjektiva turunan (polimorfemis) melalui proses afiksasi, pengulangan, penggabungan, dan pemajemukan.
    1. Afiksasi
      1. Prefiks se- dan ter-. Contoh: secantik, terbagus.
      2. Infiks -em-. Contoh: gemetar, gemuruh.
      3. Penyerapan afiks dari bahasa Arab, Belanda, dan Inggris.
        1. Sufiks -i, -iah, -wi, -wiah. Contoh: alami, duniawi.
        2. Sufiks -if, -er, -al, -is. Contoh: aktif, parlementer, struktural, teknis.
    2. Pengulangan. Contoh: kecil-kecil, besar-besaran, compang-camping.
    3. Pemajemukan
      1. Gabungan sinonim/antonim. Contoh: cerah ceria, baik buruk.
      2. Gabungan morfem terikat dan bebas: serbaguna, adidaya.
      3. Gabungan morfem bebas: contoh: baik budi, busung lapar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar