Rabu, 07 Maret 2012

Jadilah TERBAIK, UNIK dan PERTAMA Yang Melakukan Di dalam proses kehidupan kita sebagai insan, lebih-lebih bagi kita yang hidup di masyarakat luas dan yang sedang berjuang keras dalam menciptakan Kwalitas kehidupan yang lebih baik, sering kali dalam berhubungan dengan orang lain, kita menemukan perlakuan baik/buruk. Sikap-sikap demikian ialah hal yang sangat wajar dan alamiah sekali

motivasi

Tindakan dan Tanggung Jawabnya Salah satu hal yang menyebabkan banyak orang gagal adalah ia tidak bertanggung jawab terhadap semua tindakannya. Ketika seorang mengalami kegagalan sepatutnya ia bertanggung jawab dan mengevaluasi tindakannya kenapa ia gagal, sehingga kegagalan itu menjadi suatu hal yang berguna karena memberikan ilmu yang paling jitu untuk mencapai kesuksesan. Kebanyakan orang takut untuk [.

bahasa agta (filiphina)

/ takki/ 'kaki' /takkaki/ 'banyak kaki'
/na-wakay/hilang/ na-wakay/ banyak benda hilang
/bari/ 'badan'/barbari/'seluruh badan

bahasa asing ditandai dengan suku kata kedua tidak boleh huruf vokal

1. rumus auto segmental
     - representasi dalaman
k v k v k  + k v k v k  > tingkat skeletal
                  w a k a y

2. pengulangan melodi
 k v k v k  + k v k v k

w a k a y +_ w a k a y  > tingkat melodi


3. pengguguran segmen

k v k v k + k v k v k

w a k a y +  w a k a y = wakwakay

bahasa panoma

struktur morfologi
1. awalan
[ra-] -/-koni/ 'makan'/ rakoni/ 'silakan makan'
[a-]-/ jori/' tidur'/ajori/ 'silakan tidur '
[nda-]/ inu/ 'minum / ' ndainu / 'silakan minum
[ndi -]/'[inu/ 'minum'/ndinu/'silakan minum

lambang fonologi
[...] > mengapit fonetis (fon)
/ .../ >mengapit fonemis ( kata )
[..] > mengapit tanda kontras
' ...' > tanda makna dalam bahasa indonesia

2. akhiran (..)
[-ti]/ jua/'sukit'juati/'sakiti'
[-wi]/kau/'tudung'/kauwi/'tudungi
[-ri]/wuwu/'hambur'/wuwuri/'hamburkan'
[-raka]/tonda/'ikut'/tondaraka/'ikui cepat'

adjektiva

Kata sifat dapat dikelompokkan menjadi


a. semantis
  1. Adjektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas.
    1. Adjektiva pemeri sifat yang memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Contoh: aman, bersih.
    2. Adjektiva ukuran yang mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran kuantitatif. Contoh: berat, ringan.
    3. Adjektiva warna yang mengacu ke berbagai warna. Contoh: merah, kuning.
    4. Adjektiva waktu yang mengacu ke masa proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas. Contoh: lama, segera.
    5. Adjektiva jarak yang mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina. Contoh: jauh, dekat.
    6. Adjektiva sikap batin yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan. Contoh: bangga, bahagia.
    7. Adjektiva serapan yang bertalian dengan pancaindera. Contoh: gemerlap, bising, anyir, basah, asam.
  2. Adjektiva tak bertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh: abadi, bundar.

b. sintaksis

  1. Adjektiva atributif adalah pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap. Tempatnya adalah di sebelah kanan atau setelah nomina. Contoh: buku merah, harga mahal.
  2. Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa. Contoh: Gedung itu sangat megah. Untuk kejelasan batas antara subjek dan predikat, kadang diselipkan kata adalah.
  3. Adjektiva adverbial adalah pewatas verba (atau adjektiva lain) yang menjadi predikat. Polanya:
    1. .(dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya). Contoh: (bekerja) dengan baik.
    2. Perulangan adjektiva. Contoh: (bekerja) baik-baik.

 c. bentuk

  1. Adjektiva dasar (monomorfemis) merupakan sebagian besar dari adjektiva, meskipun ada yang berbentuk pengulangan semu. Contoh: besar, pura-pura.
  2. Adjektiva turunan (polimorfemis) melalui proses afiksasi, pengulangan, penggabungan, dan pemajemukan.
    1. Afiksasi
      1. Prefiks se- dan ter-. Contoh: secantik, terbagus.
      2. Infiks -em-. Contoh: gemetar, gemuruh.
      3. Penyerapan afiks dari bahasa Arab, Belanda, dan Inggris.
        1. Sufiks -i, -iah, -wi, -wiah. Contoh: alami, duniawi.
        2. Sufiks -if, -er, -al, -is. Contoh: aktif, parlementer, struktural, teknis.
    2. Pengulangan. Contoh: kecil-kecil, besar-besaran, compang-camping.
    3. Pemajemukan
      1. Gabungan sinonim/antonim. Contoh: cerah ceria, baik buruk.
      2. Gabungan morfem terikat dan bebas: serbaguna, adidaya.
      3. Gabungan morfem bebas: contoh: baik budi, busung lapar.

adverbia

adverbia atau kata keterangan adalah kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain yang bukan nomina, misalnya untuk verba dan adjektiva. Contoh adverbia adalah sangat, amat, tidak.
Kata keterangan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menurut:
  1. Perilaku sintaksis
    1. Mendahului kata yang diterangkan
    2. Mengikuti kata yang diterangkan
    3. Mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
    4. Mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan
  2. Perilaku semantis
    1. Kualitatif
    2. Kuantitatif
    3. Limitatif
    4. Frekuentatif
    5. Kewaktuan
    6. Kecaraan
    7. Kontrastif
    8. Keniscayaan
  3. Bentuk
    1. Tunggal
    2. Gabungan

suku kata

    Setiap kata yang kita ucapkan pada umunya dibangun oleh bunyi-bunyi bahasa, baik berupa bunyi vokal konsonan maupun berupa bunyi semi konsonan. Kata yang dibangun tadi dapat terdiri atas satu segmen atau lebih. Di dalam kajian fonologi segmen tersebut disebut suku. Suku kata merupakan bagian atau unsur pembentuk suku kata. Setiap suku paling tidak harus terdiri atas sebuah bunyi vokal atau merupakan gabungan antara bunyi vokal dan konsonan.
  Didalam bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis pola persukuan atau pola suku kata antara lain suku berpola V, VK, KV, KVK, KKV, KKVK, ½ KV, dan KKVKK.
contoh
v  = a-den
vk= i-yo
kv= ka-ma
kvk= be-ko